Dalam farmakologi, zat antara adalah senyawa yang disintesis dari senyawa yang lebih sederhana, sering digunakan dalam sintesis selanjutnya dari produk yang lebih kompleks, seperti bahan farmasi aktif (API).
Zat antara berperan penting dalam proses pengembangan dan produksi obat karena memfasilitasi reaksi kimia, mengurangi biaya, atau meningkatkan rendemen zat obat. Zat antara mungkin tidak memiliki efek terapeutik atau mungkin bersifat toksik sehingga tidak cocok untuk dikonsumsi manusia.
Zat antara terbentuk selama sintesis bahan baku dan merupakan zat yang memiliki efek terapeutik dalam obat. API merupakan komponen inti obat dan menentukan kualitas, keamanan, dan efektivitas obat. API biasanya disintesis dari bahan baku atau sumber alami dan menjalani pengujian serta persetujuan yang ketat sebelum digunakan untuk konsumsi manusia.
Perbedaan utama antara zat antara dan API adalah zat antara merupakan zat prekursor yang berkontribusi pada produksi API, sementara API merupakan zat aktif yang berkontribusi langsung pada efek terapeutik obat. Struktur dan fungsi zat antara lebih sederhana dan kurang terdefinisi, sementara zat obat memiliki struktur dan aktivitas kimia yang kompleks dan spesifik. Zat antara memiliki persyaratan regulasi dan jaminan mutu yang lebih sedikit, sementara API tunduk pada standar regulasi dan kendali mutu yang ketat.
Zat antara banyak digunakan di berbagai bidang dan industri seperti bahan kimia halus, bioteknologi, dan kimia pertanian. Zat antara juga terus berkembang dan meluas dengan munculnya jenis dan bentuk zat antara baru, seperti zat antara kiral, zat antara peptida, dan sebagainya.
Zat antara merupakan tulang punggung farmakologi modern karena memungkinkan sintesis dan produksi API dan produk farmasi. Zat antara merupakan kunci penyederhanaan, standardisasi, dan inovasi dalam farmakologi, yang menghasilkan kualitas dan kinerja obat yang lebih baik.
Waktu posting: 28-Feb-2024